pointer

Selasa, 27 Agustus 2013

Umroh Part 5 "Love In Madinah"

بِسْـــــــمِ أللَّهِ ألرَّحْمَنِ ألرَّحِيْمِ

​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Setelah kemarin melakukan tawaf perpisahan dengan Ka'bah, sekitar jam 4 waktu Arab kami berangkat menuju kota Rosulullah,, yaah Madinah,, saya kalau sudah di Bis pasti akan tertidur lelap, tiba-tiba sudah berhenti di sebuah masjid, aku lupa nama masjidnya,, tapi aku tak lupa untuk memfotonya,, hehehe 
Singgah di Masjid ini untuk melakukan sholat Asar sebelum ke Madinah
Usai sholat kami langsung melanjutkan perjalanan ke Madinah dan aku pun kembali tertidur lelap sampai di madinah sekitar pukul 9 malam, tadinya saya dan teman sekamar ibu Hj Mukhlis berniat untuk ke Masjid Nabawi,, namun percuma karena sudah di tutup untuk kaum wanita, memang kalau disana wanita tidak seleluasa laki-laki yang ingin ke Masjid Nabawi khususnya ke Raudah ada jam-jam tertetu, bahkan untuk ke Masuk ke Masjidnya pun dibatasi hinga pukul 11 malam,, sedangkan laki-laki bebas 24 Jam, yaaaah apa boleh buat kami akhirnya membereskan koper kami, dan sholat di kamar hotel saja, dan kali ini kami mendapat kamar yang lebih kecil lagi dari yang di Mekkah kemarin,, Subhanallah,, mana barang bawaan makin banyak namun kamar makin sempit, dan restoran di hotel ini pun cukup sederhana,, walaupun lebih Indonesia karena ada urab, cumi, dan opor, tapi jujur ini seperti makan di warteg,, hehee sempit sekali ruang untuk makannya sehingga kami harus berdesakan bahkan banyak jamaah yang membawa makanannya ke dalam kamar karena tidak kebagian tempat duduk.. 

Ada sedikit cerita unik yang terjadi pada malam awal aku di madinah, tiba-tiba Bu Muklis mengajak ku jalan-jalan untuk membeli souvernir di toko bawah tepat di samping hotel, aku pun mengiyakan karena aku juga belum ngantuk, sewaktu turun keadaan sangat sepi, dan kami memilih-milih sovenir disana, tiba-tiba asisten yang punya toko terus memperhatikan ku, aku merasa tidak nyaman sekali diperhatikan terus, lalu dia bertanya pada Bu Mukhlis apakah aku anaknya dan berapa umur ku, aku cuma diam saja dan terus memperhatikan suvenir yang ada di toko itu,,, tak lama ada yang punya toko datang, dia bilang dia sudah punya istri Tiga, orang Arab, Yaman dan Indonesia, dan aku ditawarkan untuk jadi Istri nya yang ke 4,, Masya Allah,, aku makin takut untuk berada lama-lama disana rasanya sudah tidak nyaman,, lalu Bos pemilik toko itu memberikan aku sebuah tasbih berwarna merah, kata dia ini hadiah untuk aku,, tadinya aku sempat menolak namun dia memaksa ku untuk mengambilnya, ya aku terima saja,, dan malam itu aku hanya bisa tertawa geli saja ketika kembali ke kamar,, yaaaampun mau dijadikan istri ke Empat,, hihihii

adzan subuh berkumandang lalu kami bergegas untuk ke Masjid nabawi,, masjid yang terkenal dengan kubah Hijau nya dimana dibawahnya terdapat makam kekasih Allah yaitu Nabi Muhammad SAW, udara pagi itu dinggiiiiin sekali, ternyata di madinah memang lagi musim dingin, dan bibir ku mulai pecah-pecah, mungkin karena tak terbiasa dengan udara dan angin yang dingin di sini,, waktu berangkat kami kembali membeli Al Quran untuk di waqafkan, dan begitu masuk aku ingat kan nomor pagar tempat kami masuk nomornya 15.F karena hampir setiap sudut sama dengan pagar yang banyak, pagi itu indah sekali,, madinah,, kota yang damai,, untuk pertama kalinya aku sholat di pelataran masjid, karena di dalam sudah penuh sekali,, usai sholat kami pulang dan ternyata di luar area masjid bertebaran penjual kerudung, gamis, minyak wangi, dan masih banyak lagi,. dan pagi itu kami kesasar,, yaa Allah kami salah keluar, kami bukan keluar dari pagar yang awalnya kami masuki,, kami mencoba mencari jamaah Armina yang satu travel dengan kami,, untungnya kami bertemu lekaki yang juga jamaah dari travel yang sama dan diberitau jalan pulang,, Alhamdulillah kami sampai dengan selamat,,

Pagi harinya usai sarapan kami kembali berkumpul di lobi hotel, waktu yang di tunggu tiba, kami akan menuju masjid  Nabawi, lebih tepatnya ke Raudah,, itu artinya aku akan berjiarah ke makam Rosulullah,, Allah .. Allah,, Allah, tak sabar kaki ini untuk melangkah kesana,, akhirnya kami dipandu oleh seorang wanita yang biasa menjadi pemandu disini,, dari logat bicaranya dia orang madura, memang banyak orang madura disini, bahkan petugas kebersihan juga ada yang dari Indonesia,, oh ya di Masjid Nabawi tempatnya cukup ketat, kami tidak diperkanankan membaca kamera, kalau hanya sekedar kamera handpone boleh, katanya itu akan menggangu ibadah khusunya niat ibadah, jadi kesannya kita untuk liburan senang-senang padahal tujuan utama untuk ibadah,, jadi di dalam masjid aku gak banyak foto-foto, tapi kalau di luar sih masih boleh untuk foto-foto,, dan rombongan kami diharuskan mengantri untuk dapat masuk ke raudah , semakin dekat,, rasanya hati ini semakin berdebar,,

Assalamualaik yaa Rosulullah,, Assalamualaik ya Habiballah,,, akhirnya aku sampai juga di raudah setelah menunggu hampir setengah jam,, tak kuasa langsung ku sholat dua Rokaat disana,, dengan tangisan yang tak dapat ku bendung,, ini lah taman syurga,, dimana Rosulullah dulu pernah tinggal,, ya Allah,, indah sekali raudah,, Warna karpetnya yang Hijau masih tercium wangi,, walau entah sudah berapa juta orang yang membasahi nya dengan air mata,, tapi mungkin air mata itu justru yang membuatnya menjadi wangi,, Wallahualam,, sayangnya jika kita diraudah dan para petugas melihat kita sudah selesai maka kita akan minta untuk keluar,, padahal rombongan kami adalah rombongan yang terakhir dan berat rasanya baru saja sholat dan berdo'a sejenak sudah harus melangkah kan kaki keluar dari Raudah,, usai dari raudah kami memutuskan untuk tetap berada di dalam masjid sambil menunggu azan Dzuhur,,,

usai sholat aku dan ibu bergegas ke luar, banyak nya jamaah yang sholat di Masjid Nabawi membuat kami memperlukan waktu yang cukup lama untuk keluar bisa 10 sampai 15 menit dengan berdesakan, dan kami menemukan sendal kami hilang,, hanya sendal bu Muklis yang tersisa,, Masya Allah,, padalah hanya sendal jepit biasa,, namun masih juga hilang,, ditambah sepatu ku juga hilang setika menuju ke Madinah,, lengkaplah,, tak ada alas kaki yang ku punya,, akhirnya aku bertelanjang kaki bersama ibu menuju bu menuju Hotel, untung di jalan ada tukang sendal,, kami coba cari yang bagus dan coba cocokan dengan ukuran kaki, untungnya ada yang muat,, ketika ku tanya berapa dia jawab "hamsa.. hamsa".. aku tak mengeri berapa itu hamsa,, lalu dia menunjukan 10 jarinya,, ooh sepuluh real, wah mahal juga yaa untuk sendal saja 10 real, yang jika diuangkan bisa 30 ribu,, lalu ku beri dia 20 real..karena aku beli dua pasang untuk aku dan ibu ku dan dia mengatakan "halal,, halal " dan kami menuju hotel,, tapi entah mengapa aku merasa ada yang ganjal dengan harga sepatu tadi,, merasa seperti tidak wajar saja, akhirnya aku tanya kepada Ibu Muklis yang hampir tiap tahun dia Umroh,, dan kata dia Hamsa itu lima Real,, Masya Allah,, betapa bodohnya aku,, mungkin maksud pedagangagang tadi menunjukan sepuluh jarinya itu adalah total yang harus kubayarkan,,, hahahaa,, maklumlah masih pendatang baru,, dan akhirnya hari ini kami habiskan di hotel dan ke Masjid Nabawi saja, karena tidak ada jadwal dari travel selain tadi pagi mengungi raudah,, 

 Masjid Nabawi



Sungguh kota Madinah ini indah,, damai, tenang, dan banyak sekali sejarah islam disini,, besok aku akan mulai untuk menjelajahi kota madidah, melihat sejarah islam lebih dekat,, Allah,, Allah,, Allah,, terima kasih ya Allah terlah mengizinkan ku menginjakan kaki di kota Kekasih Mu,, kota yang indah,,






Tidak ada komentar:

Posting Komentar